CHEEKY ROMANCE_YOONHAE VER. (2)

Gambar

 

 

 

Author : Nana Lee

 

Novel Karya : Kim Eun Jeong

 

Cast :

 

     1.        So Yoon Pyo a.k.a Lee Donghae

    2.        Yoo Chae a.k.a Im Yoon Ah

    3.        Ki So Yeong a.k.a Kwon Yuri

    4.        Oh Hye Rong a.k.a Hwang Tiffany

    5.        Kim Dae Joon a.k.a Lee Hyukjae

    6.        Yoo Gyu a.k.a Im Sehun

    7.        Lim Eun Yi a.k.a Choi Sulli

    8.        Kang Hee Jae a.k.a Xi Luhan

    9.        PD Nam Guk Hyeok a.k.a PD Cho Kyu Hyun

  10.        Eun Sang a.k.a Byun Baekhyun

  11.        Suster Lee a.k.a Suster Kim Taeyeon

 

 

 

HAPPY READINGGGGGG………

 

 

 

Bruk!

 

Mendengar suara tumpukkan dokumen yang di banting oleh direktur bagian presenter ke atas meja, Yoona diam tertegun. Ia menunduk menyembunyikan wajahnya di antara ke dua bahunya.

 

“Kau belum menghapusnya? Kau pikir di situs jejaring kantor adalah buku harianmu, atau buku coret-coretanmu?”

 

Dari hidung direkturnya itu sepertinya keluar asap panas karena emosi. Berbagai alasan mulus yang sudah ia siapkan sepertinya hilang begitu saja dari kepalanya, sehinnga Yoona tidak bisa berkata apa-apa. Dalam hati, ia merasa hampir gila dan ingin berteriak ‘ini semua gara-gara komputer tua itu. Saya hanya menulis asal-asalan saja. Tolong hancurkan komputer yang pura-pura error lalu membuat pemiliknya di maki-maki sepeti ini.’ Namun, setelah di pikir-pikir, itulah awal mula dari kesalahan yang ia perbuat kali ini. Sepertinya, sebelum komputernya itu dibersihkan, jari-jari tangannya yang mengetik tulisan itulah yang harus di potong terlebih dulu.

 

“Memangnya kau pikir kolom itu seperti tembok kamar mandi SD! Kau sadar tidak kalau membeberkan masalah percintaan sepele seperti ini bisa menjatuhkan citra kantor ini? Kau ingin berbuat seperti itu? Cepat hapus tulisan itu ! Mengerti?”

 

Yoona tidak bertanya siapa yang menegur atasannya itu sampai ia marah dan berteriak sekuat tenaga itu. Apakah CEO perusahaan ini juga ikut membuka situs jejaring perusahaan? Sepertinya ia terlalu sibuk untuk melakukan hal itu.

 

“Baiklah saya minta maaf,” Yoona menyahut dengan suara pelan.

 

“Dan cepat tulis surat permohonan maaf!”

 

Permohonan maaf. Boleh tidak kalau aku menulis ‘mulai saat ini saya tidak akan memakai komputer tua, jadi tolong ganti komputer saya dengan yang baru?’ kemampuannya beralasan boleh juga ternyata.

 

Direkturnya yang tadi berteriak-teriak kini duduk di kursi putar dan membelakanginya. Yoona membungkukkan badannya menghadap ke punggung kursi itu, memneri salam lalu keluar dari ruangan itu. Orang-orang yang lewat di depan pintu ruangan itu terdiam ketika melihat Yoona keluar dari ruangan direktur. Semuanya dengan ekspresi wajah yang sama – ‘ternya kau yang membuat masalah.’

 

Yoona mengepalkan tangannya dan menggertakan gigi. Toh masalah ini sudah terdengar ke seluruh kantor. Sesuai dengan peraturan moral perusahaan, bukankah Luhan juga seharusnya menulis surat permohonan maaf?

 

Yoona kembali ke tempatnya dan menatap komputer  yang bermasalah itu. Fiuh…..ini memang bukan salahmu. Tentu saja sepenuhnya salah orang yang mengetik tulisan itu. Yoona menyalakan komputernya dengan lemas sambil menghela napas. Kemudian ia menghela napas sekali lagi ketika melihat tulisannya sendiri terpampang di situs jejaring perusahaan. Kini, semua orang tahu apa yang ia lakukan pada komputer itu. Apalagi prestasi kerjanya pun selama ini tidak memuaskan. Komputer yang telah membuatnya berada dalam masalah kini beroperasi dengan lancer, mungkin ia puas telah memberi pelajaran pada pemiliknya.

 

Hah ! Ternyata tulisannya yang masuk ke kolom itu lebih dari 10 kali. Kenapa komputer ini tidak merespon tombol ‘unggah’ sih? Atau, jangan-jangan ini sudah termasuk dengan tombol ‘hapus’ yang ia tekan? Tanpa sadar ia mengagumi kemampuan aneh mouse komputernya. Namun, di saat yang sama ia merasa dirinya terlihat sangat menyedihkan. Setelah tidak mendapat satu program apapun, ia malah menulishal-hal seperti ini di komputernya. Yoona menghela napas panjang dan mulai mengklik tulisannya yang berjudul “Xi Luhan Si Tukang Selingkuh Brengsek” satu per satu.

 

 

 

Hapus tulisan ini?

Ya. Batal.

Klik.

 

 

 

Hapus tulisan ini?

Ya. Batal.  

Klik.

 

 

 

 

Setiap menghapus tulisannya, Yoona mengecutkan bibirnya kesal. Setelah menghapus tulisan terakhirnya di kolom itu, Yoona menyandarkan dirinya di kursi. Kalau di pikir-pikir, bisa saja komputernya yang membalaskan dendamnya pada Luhan. Demi pemiliknya yang pengecut, komputernya itu berpura-pura error dan siap-siap dibuang olh pemiliknya.

 

Kurang ajar. Siapa yang berbuat salah, siapa yang menerima akibatnya. Yoona mengepalkan tangannya dengan geram menahan amarah. Kemudian, tiba tiba seseorang memegang tangannya yang mengepal itu. Ia mendongak karena terkejut dan ternyata orang itu adalah Luhan. Luhan menatap Yoona dengan sangat marah dan penuh dendam seolah ia akan mengunyah Yoona sampai habis.

 

“Jangan banyak tanya, cepat ikuti aku.”

 

Ucapannya mirip malaikat pencabut nyawa yang seolah akan memisahkan tulang dan daging manusia tanpa rasa sakit. Yoona berusaha melepas tangannya dari genggaman Luhan agar tidak terlihat seperti sedang di seret oleh laki-laki itu, tetapi rupannya genggaman Luhan cukup kuat sehingga ia pun mau tidak mau terseret oleh Luhan.

 

Brak!

 

Suara pintu besi tertutup di tangga darurat membuat telinganya tidak nyaman. Yoona pasrah ketika Luhan mendorongnya sampai menempel tembok.

 

“Ah! Apa-apaan kau ini?”

 

Yoona menatap Luhan dengan kesal. Luhan yang sehari sebelumnya memohon-mohon padanya untuk menghapus tulisan itu kini berdiri di hadapannya dengan wajah dingin. Yoona ikut mengangkat kepalanya membalas tatapan Luhan.

 

“Siapa yang kau maksud tukang selingkuh?”

 

Luhan membelalakkan matanya. Kelihatannya ia benar-benar marah. Yah, kalau posisinya di balik, tentu saja ia akan marah besar. Tetapi aku tidak peduli dengan hal itu.

 

“Kau tidak sadar?”

 

Tiba-tiba Luhan memukulkan tangannya ke tembok di sebelah wajah Yoona. Yoona terkejut dan diam. Namun, ia tetap membelalakkan matanya dan mengatur napasnya, seolah tidak terjadi apa-apa.

 

“Singkirkan lenganmu,” Yoona memperingatkannya dengan tajam. Luhan semakin meluapkan amarahnya.

 

“Sudah kubilang kalau itu bukan apa-apa kan?”

 

“Jadi setelah senior wanita itu memutuskanmu, kau bilang tidak ada apa-apa? Aku ini memang bodoh tapi, sebagai laki-laki kau tidak mau melepaskanku dan pergi begitu saja? Mungkin dengan begitu aku bisa sedikit merasa bersalah padamu.” Yoona menyahut dengan nada sarkas sambil memiringkan kepalanya. Ia tidak mau menjelaskan kejjadian sebenarnya pada lelaki ini. Toh, pada akhirnya ia juga akan tetap di suruh membuat surat permohonan maaf. Sekalian saja ia bersikap seolah ia sengaja membuat tulisan itu.

 

Ketika Yoona menatap dengan penuh dendam, Luhan menundukkan kepalanya sejenak lalu mengangkatnya kembali. Tatapan matanya yang dingin berubah menjadi tidak sabar.

 

“Bukan senior itu yang menyelesaikan semua ini. Aku! Aku yang memutuskannya.” Luhan memukul-mukul dadanya dengan kesal.

 

“Lalu itu bukan selingkuh namanya? Keterlaluan !”

 

Yoona yang menatap Luhan tiba-tiba mengangkat sebelah tangannya. Luhan tersentak. Yoona dalam hati tertawa konyol melihat respon Luhan. Ia kemudian memukul lengan Luhan yang bersender pada tembok dengan keras.seketika itu juga, Luhan kehilangan keseimbangan dan terhuyung mundur. Yoona mendorongnya menyingkir dari hadapannya.

 

“Kenapa kau berpisah dengannya? Kenapa kau tidak terus berkencan dengannya dan mengabaikan perempuan sepertiku yang tidak membiarkan orang lain menyentuh dirinya, yang menutup dirinya dengan gembok?”

 

“Fiuh….. seharusnya aku menahan diri saat itu. Sekarang aku mengerti mengapa laki-laki bisa kehilangan wanita dan dipermalukan karena alkohol.”

 

Luhan menghela napas dengan wajah menyesal. Benar kau memang sudah cukup bersabar. Aku mengakuinya. Namun, aku tetap tidak membiarkanmu menyentuhku meskipun kau berkata seperti itu. Sama sekali. Lagipula, aku tidak bisa memaafkannya karena telah berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri, orang nantinya pun masih akan tetap berhubungan dengannya.

 

“Kau tahu tidak, aku pikir kau sengaja menghukumku dengan tulisan itu lalu memaafkanku,” Luhan yang tadi terhuyung-huyung kemudian mengutarakan kekesalannya dengan gontai.

 

“Aku melakukan hal itu untuk menunjukkan bahwa nuhungan kita sudah berakhir. Awas saja kalau kau berani mengganggu hidupku lagi ! Tahu rasa kau !” Yoona berkata dengan galak sambil menunjukkan kepalan tangannya.

 

“Sekali saja ! Maafkan aku sekali ini saja !”

 

Luhan menggoyangkan badannya dan memohon pada Yoona. Sesaat lelaki itu terlihat remeh dan kecil di mata Yoona. Sudah tahu seperti ini tapi mengapa masih berani selingkuh juga? Dasar laki-laki. Tiba-tiba Yoona merasa dirinya sendiri yang tanpa sengaja menulis maki-makian di internet dan laki-laki yang terseret nafsunya sendiri sampai kehilangan kekasihnya itu sama-sama menyedihkan.

 

“Kalau kau ingin mengejar wanita yang telah meninggalkanmu, jangan berbuat seperti itu di hadapanku. Pergilah pada senior wanitamu itu. Aku sekarang sudah tidak tahan melihat dirimu lagi.”

 

Yoona yang tetap menatap Luhan dengan penuh emosi membuka pintu tangga darurat dan memasuki pintu kantor. Ia dapat mendengar suara pintu besi itu berdebam keras dibelakangnya. Bersamaan dengan suara itu, hati Yoona terasa lebih ringan. Menyenangkan juga rasanya menyampakkan laki-laki. Yoona menepuk-nepuk ke dua tangannya seolah ia usai membersihkan sampah-sampah yang menumpuk dan berjalan menuju ruangan announcer. Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara seseorang yang memanggilnya.

 

“Yoona-shii ! Kau kemana saja? Aku mencarimu dari tadi.”

 

Ketika ia menoleh, ternyata PD Kim sudah berdiri di hadapannya sambil menggerakkan tangan menyuruhnya datang mendekat. Ia adalah PD untuk bagian ‘aneka rasa’ di acara “Berburu Informasi, LIVE.” Pasti ada kesempatan untuk menjadi reporter bagi dirinya.

 

Yesss! Meskipun ia harus menulis surat permohonan maaf, tetapi sepertinya keberuntungan mulai menghampirinya setelah ia menyingkirkan Luhan.

 

 

 

……….

 

 

 

Melihat ekspresi seorang ibu yang sedang berjuang sekuat tenaga dalam persalinan, Donghae terlihat serius dan ikut memberikan semangat.

 

“Terus! Terus! Terus! Terus!”

 

Donghae khawatir ibu itu akan kehilangan kesadarannya sehingga ia terus berteriak sekuat tenaga padanya. Si ibu yang sudah berlumuran keringat memegang erat tangan suaminya dan mengerutkan wajahnya untuk mengumpulkan sisa-sisa tenaganya. Si suami yang menatap istrinya dengan rasa kasihan ikut memberi semangat sampai wajahnya memerah.

 

“Dorong!”

 

Mata Donghae yang terlihat dibalik masker wajahnya terlihat membelalak penuh karisma.

 

“Hmmmpph.”

 

Suara si ibu yang mengerahkan seluruh tenaganya itu berbeda dari yang sebelumnya.

 

“Kalau Anda berhenti, nanti napas bayi ini akan tersumbat. Laebih kuat lagi….!”

 

Donghae menguatkan suaranya dengan harapan agar kekuatan itu bisa tertular pada ibu hamil itu. Mendengar hal itu, si ibu yang mulai kewalahan mulai menguatkan dirinya kembali.

 

“Hmmmmppph…..!”

 

“Oooekkk…..!”

 

Akhirnya suara tangis bayi memenuhi seluruh ruangan bersalin. Seketika itu juga, semua orang yang berada di tempat itu berseru dengan lega.

 

“Anda sudah punya nama yang cantik untuk putri Anda ini kan?”

 

Donghae menerima bayi itu sambil menatap si ibu dengan tatapan penuh haru.

 

“Se….Seu Ri.”

 

Si ibu yang terharu menjawab dengan tersengal-sengal namun tetap tersenyum bahagia. Donghae menatap ibu itu dengan puas.

 

“Mama Seu Ri, selamat! Putri Anda lahir dengan selamat!”

 

Donghae memberika bayi itu kepada pada perawa lalu perawa itu membawa bayi yang baru lahir itu kepada si ibu dengan hati-hati. Si suami yang terharu dan ibu bersalin itu hanya menatap bayi mereka yang baru lahir dengan wajah bahagia.

 

Donghae meninggalkan ruang bersalin dengan wajah lega. Setiap berrhasil membantu persalinan dengan selamat, ia merasa seperti melayang ke angkasa dan menggapai bintang-bintang disana.

 

Donghae terlihat lelah. Ia baru saja melepaskan maskernya ketika seorang perawat datang menghampirinya dan menyodorkan handphone nya. Donghae menatap perawat itu sambil berkata ‘siapa?’.

 

“Ibu Lee,” perawat itu berbisik pelan. Seketika itu juga, Donghae merasa seolah awan gelap menutupi langit penuh bintangnya dan ia menerima telepon itu denga wajah murung.

 

“Halo,” suaranya terdengar lesu. Namun, suara ibunya di seberang sana terdengar sangat ceria.

 

“Anakku, kau tadi sedang ada operasi ya?”

 

Mendengar suara ibunya yang terlalu ceria dan di buat-buat, pasti ada orang lain yang ikut mendengarkan di sebelahnya saat ini.

 

“Iya.”

 

Donghae selalu tidak suka dengan sikap ibunya yang seperti ini.

 

“Ibu baru sampai di rumah sakit, bagaimana kalau kita makan siang bersama?”

 

Sepertinya sekarang kepala rumah sakit yang ada disebelahnya.

 

“Tidak apa-apa. Makan duluan saja.” Donghae berkata singkat tanpa basa-basi. Ia dapat merasakan ibunya tertegun mendengar ucapannya itu. Namn, suara yang menyahutnya masih terdengar ceria.

 

“Kau sibuk ya? Ayolah kita makan bersama, Tiffany sudah meluangkan waktunya.”

 

Seperti itulah ibunya. Ia tahu pasti kartu rahasia yang membuat Donghae tidak bisa menolak permintaannya. Atau mungkin lebih tepat di sebut sandera? Donghae merasa lehernya tercekik karena menahan emosi.

 

“Kau suah liat wajah Tiffany tang terlihat kuyu? Ibu jadi ingin memberinya makan sesuatu.”

 

Entah apakah mengira kartu rahasianya itu benar-benar ampuh, ibunya kembali menegaskan tentan Tiffany. Kalau sudah seperti itu, terpaksa Donghae mengalah meskipun ia sangat marah.

 

“Pergilah dulu bersama Tiffany. Aku segera menyusul.”

 

“Oh, begitu? Baiklah. Love you, anakku.”

 

Terbayabg wajah ibunya yang puas menikmati kemenangannya. Donghae menutup teleponnya dan memasukkannya ke dalam saku bahkan sebelum ibunya selesai bicara. Kemudian, ia buru-buru mengeluarkan handphone nya kembali. Ia baru saja akan menekan tombol shortcut untuk menelpon Tiffany, tetapi lantas terdiam sesaat, lalu memasukkan kembali handphone nya ke dalam saku dengan putus asa. Ia tadinya ingin menyuruh Tiffany untuk membatalkan janji dengan ibunya. Namun, ia merasa seperti pengecut jika melakukan hal itu. Toh ia juga harus makan siang, meskipun ia tidak ingin makan saat ini, meskipun ia tidak suka dengan teman makan siangnya saat ini.

 

Donghae mendapat SMS dari Tiffany yang berisi nama restoran Korea tradisional, tempat dan juga pesan yang menyuruhnya untuk cepat datang. Dengan terpaksa, akhirnya ia tiba di tempat itu. Di lapangan parkir restoran itu terlihat banyak kendaraan dari salah sati stasiun TV. Disalah satu ruangan yang cukup luas direstoran itu pun terlihat ramai oleh orang-orang yang tengah mengatur kamera. Ternyata restoran ini cukup terkenal juga, pikir Donghae. Tetapi haruskah mereka makan di restoran yang penuh dan berisik seperti ini? Alasannya datang ke tempat ini saja sudah tidak menyenangkan di tambah lagi suasana yang seperti ini. Terserah mau ada Tiffany atau tidak, Donghae rasanya ingin menghilang saja dari tempat ini.

 

Ketika ia sibuk memperhatikan orang-orang yang sibuk mempersiapkan syuting, ia melihat ibunya dan Tiffany sedang duduk berhadapan dan melambaikan tangan padanya dari kejauhan.

 

“Sepertinya restoran ini masuk TV. Memang sih tempat ini cukup terkenal,” Tiffany berkata pada Donghae yang duduk disebelahnya dengan wajah tidak nyaman sambil menyodorkan tisu basah dan secangkir teh hangat. Meliihat tingkah mereka ber dua, ibu Donghae tersenyum senang. Sementara Donghae sama sekali tidak senang melihat ibunya seperti itu.

 

“Aku tidak tahu apakah makanannya bisa masuk lewat mulut atau malah lewat hidung.”

 

Donghae mengabaikan tatapan ibunya dan meneguk tehnya, lalu kembali memperhatikan orang-orang yang sedang menyiapkan syuting. Di antara kerumunan orang itu, ia melihat seorang wanita sedang berbicara seorang diri dengan penuh semangat.

 

“Sudah lama kita tidak makan bersama seperti ini. Kau ini, sering-seringlah pulang ke rumah,” ibunya berkata dengan lembut pada Donghae yang tidak pernah pulang ke rumah sejak ia tinggal seorang diri di rumah yang disewakan oleh ibunya. Barulah Donghae mengalihkan pandangannya dari tim syuting itu dan menatap ibunya. Ibunya yang bertatapan langsung dengan Donghae semkain tersenyum lebar. Donghae memalingkan wajahnya dengan dingin melihat ibunya seperti itu. Tiffany yang berada di sebelah mereka kemudian membuka mulut berusaha mengalihkan pembicaraan.

 

“Ibu berkata kalau ingin kita punya anak sesuai rencana. Supaya kau juga tidak terganggu.”

 

“Memangnya anak itu seperti barang, semaunya saja,” Donghae menyahut dengan kasar. Ia semakin tidak suka dengan situasi ini, ketika wanita yang tahu pasti bagaimana hubungannya dengan ibunya dan berusaha memperbaiki suasana malah terlihat menyedihkan. Tiffany tertawa kaku mendengar perkataan Donghae, sementara ibunya bertatapan dengan Tiffany tersenyum seolah berkata ‘tidak apa-apa’.

 

Donghae memang tidak bisa berbicara dengan lembut kepada Tiffany kembali mengalihkan tatapannya dengan dingin kearah tim yang sedang syuting. Wanita yang tadi bergumam seorang diri itu kini duduk di depan sebuah cermin berukuran sebesar wajahnya sendiri sambil membenahi dandanannya. Ia tetap menggumamkan sesuatu sambil sesekali melemaskan otot wajahnya dengan membuat ekspresi- ekspresi aneh. Di tengah kerumunan orang seperti itu, hebat juga ia tetap berbuat seperti itu dengan cueknya, pikir Donghae.

 

“Kau lihat apa sih?” Tiffany bertanya sambil ikut memandang kearah yang dilihat oleh Donghae.

 

“Serpertinya aku pernah melihat wanita itu, tapi dimana ya?” Donghae memandang wanita yang sedang bercermin itu sambil menajamkan penglihatannya.

 

“Bukankah ia seorang reporter? Pasti kau melihatnya di TV.”

 

TV? Setelah masuk fakultas kedokteran, ia tidak ingat kapan terkhir kali ia menonton televise. Namun, ia merasa familiar dengan wajah wanita itu.

 

“Aku kan tidak meninton TV, entahlah, sepertinya aku melihatnya disuatu tempat.”

 

Donghae yang berpikir keras untuk mengingat wanita itu akhirnya menyerah dan memiringkan kepalanya.

 

“Tapi aku juga familiar dengan wajahnya. Apa karena wajahnya terlihat biasa-biasa saja?”

 

Tiffany pun ikut memandang wanita itu dengan penasaran.

 

“Begitu ya?” Donghae menyahut sambil termenung.

 

“Makanan apa yang enak disini?”

 

Ibu Donghae tiba-tiba membuka papan menu ke hadapan mereka berdua. Tiffany langsung mendekat kearah ibu Donghae dan bersama-sama melihat menu restoran itu.

 

“Yang ini, ibu…..”

 

Sementara ibunya dan Tiffany asyik membicarakan menu di restoran itu, Donghae memandang kearah wanita yang sedang melemaskan otot-otot wajahnya itu dengan serius. Kemudian, wanita itu mengeluarkan handphone dari sakunya. Kelihatannya ada seseorang yang menelponnya. Setelah mengenali siapa yang menelponnya, ia menjawab telpon sambil mengeryitkan dahi. Donghae membaca gerakan bibirnya yang berkata, ‘kenapa kau menelponku terus? Aku sedang sibuk.’ Tiba-tiba, Donghae yang sedang menempelkan gelas di bibirnya tersentak seolah teringat sesuatu. Wanita itu, Ia adalah wanita yang kemarin berteriak-teriak ‘tidak akan ku hapus!’ di dekat pintu daruratt di sebelah lobi rumah sakit bagian kandungan.

 

“Pantas saja aku familiar dengannya.”

 

Tanpa sadar Donghae bergumam seorang diri. Jadi, ia adalah seorang reporter? Apa suaminya juga bekerja di stasiun TV?

 

“Apa?” Tiffany melihat Donghae bergumam seorang diri dan bertanya padanya.

 

“Ah,, tidak. Sudah pesan makanan?”

 

Setelah itu, barulah Donghae mengalihkan pandangannya kearah Tiffany. Ketika Donghae sedang mendengarkan Tiffany menjelaskan menu yang mereka pesan, suasana restoran mendadak sunyi. Sepertinya tim yang sedang syuting itu sudah mulai mengambil gambar dan hanya suara wanita itu saja yang terdengar jelas. Orang-orang yang berada di restoran itu mulai mengalihkan pandangan mereka pada wanita itu.  Sementara, wanita itu tersenyum lebar di depan kamera dan mulai mengucapkan dialognya.

 

“Wahh, coba lihat berbagai makanan disini. Sepertinya ini adalah menu favorit yang ada di restoran ini ya?”

 

Donghae hanya mendengus pelan melihat ekspresi dan gaya wanita itu yang berlebihan, seolah air liurnya sudah mengalir seperti air terjun. Sementara, di sebelah wanita itu terlihat seorang laki-laki yang kelihatannya seperti pemilik restoran ini, duduk dengan kaku layaknya anggota parlemen yang akan mengadakan konferensi pers resmi. Ia menjawab pertanyaan wanita itu dengan gugup seolah sedang diinvestigasi tentang kasus penggelapan uang.

 

“Ya. Menu ini adalah yang paling digemari oleh tamu kami di setiap musim, baik musim semi, musim panas, musim gugur maupun saat musim dingin.”

 

Tamu-tamu di restoran itu terkikik mendengar jawabannya yang terdengar seperti orang yang sedang membaca buku pelajaran bahasa. Namun, tim yang sedang syuting itu terlihat sangat serius.

 

“Wah, ini dia appetizer-nya ya. Ini bubur kacang merah, kan?”

 

Reporter itu mengangkat sebuah mangkuk keramik berwarna putih yang terletak dihadapannya. Tiba-tiba saja, Donghae yang sedang meminum airnya tersedak ddan terdiam. Dia tidak akan memakannya kan? Donghae mengawasi wanita yang sudah mengangkat sendoknya itu dengan tatapan tajam, sementara wanita itu mulai mengaduk bubur kacang merahnya. Sepertinya memang acara wisata kuliner.

 

“Wanita itu gila ya?”

 

Donghae yang mulai panik terus memandang wanita itu dengan wajah tidak percaya. Tiffany dan ibunya yang juga tengah mengaduk bubur kacang merah mereka memandang Donghae dengan heran. Namun, Donghae tidak memedulikan tatapan mereka dan terrus mengawasi wanita itu. Wanita itu berkata dengan wajah puas kepada pemilik restoran yang terlihat kaku seperti mayat.

 

“Pasti rasanya lezat. Hmm, aromanya pun sedap sekali.”

 

Reporter itu mendekatkan hidungnya pada makanan yang tersaji di hadapannya dan mencium aromanya. Kemudian ia mengambil sesendok penuh bubur yang tadi sudah ia aduk dan mulai menyantapnya. Harus kuhalangi atau tidak ya? Kacang merah adalah makanan yang berbahaya bagi ibu hamil dan sebaiknya dihindari. Namun, wanita yang ternyata adalah seorang reporter itu malah menyantapnya begitu saja tanpa ragu-ragu.

 

“Wah, rasanya enak sekali. Lalu, omonaa, sepertinya ini adalah minuman alkohol tradisional yang dibuat restoran ini ya.”

 

Reporter itu kemudian menuangkan minuman itu di gelasnya dan memasang ekspresi bahagia. Melihat wajahnya yang seperti itu, Donghae mengerutkan keningnya.

 

“Kyaaa.”

 

Wanita itu membalikkan gelasnya yang sudah kosong di atas kepalanya. Keterlaluan sekali wanita itu. Baiklah, hanya satu sendok bubur kacang merah dan satu gelas kecil alkohol. Tidak akan terjadi apa-apa kan? Donghae berusaha menenangkan dirinya sambil mengaduk-aduk bubur kacang merah yang terletak di hadapannya. Entah apa kerana ia terlalu mengkhawatirkan bayi yang ada di perut wanita itu, kini ia tidak terlalu berselera makan.

 

“Makanlah. Enak, lho,” bisik Tiffany yang duduk disampingnya.

 

“Ah, aku sedang tidak selera.”

 

Donghae mendorong mangkuk di hadapannya dengan malas. Kemudian suara reporter itu terdengar kembali.

 

“Nah, berikutnya ada menu apa lagi? Wah, ini ikan fugu kan !”

 

Hah! Sekarang ia mau makan ikan beracun itu? Wanita itu sebenarnya memedulikan janin yang ada diperutnya tidak sih? Setelah bersikeras tidak mau kehilangan bayi itu, ia malah sama sekali tidak menjaga makanan seperti orang bodoh. Donghae mengerutkan keningnya seolah ikan fugu yang beracun itu mengembang didalam lehernya sendiri. Reporter yang bodoh itu mengambil sepotong daging ikan itu, menyuapkan ke dalam mulutnya, dan memasang wajah puas. Donghae merasa sangat kasihan terhadap anak yang ada di dalam perut wanita itu.

 

“Kyaa.”

 

Mendengar reaksinya, jelas ia baru meminum segelas alkohol lagi. Trak ! seketika itu juga, Donghae meletakkan sendoknya ke atas meja. Meskipun ia sudah berusaha untuk bersabar, tekanan darahnya semakin lama semakin memuncak.

 

“Ada apa? Ayo makan.”

 

Tiffany memberikan sendok itu ke tangan Donghae dengan sabar.

 

“Minuman alkohol ini rasanya benar-benar nikmat, seperti madu. Katanya ini baik untuk mengembalikkan stamina ya? Lezat dan tidak memabukkan. Kyaa.”

 

Keterlaluan. Donghae tidak bisa lagi menahan dirinya yang sudah terbakar emosi. Sementara reporter it uterus meneguk minuman beralkohol itu gelas demi gelas. Empat, lima, enam….. Meskipun ia berkali-kali memerintahkan dirinya untuk mengabaikan hal itu, tangan Donghae yang memegang sendok di atas meja bergetar sambil tetap menghitung berapa gelas yang diminum oleh wanita itu.

 

“Dari minuman ini tercium aroma bunga. Sampai tidak bisa membedakan apakah ini air sari bunga atau minuman alkohol. Nah, satu gelas lagi!”

 

Reporter itu kembali menuangkan minuman alkohol itu ke gelas beningnya yang kosong.

 

Benar-benar gila ! Detik itu juga Donghae membanting sendokya sambil berdiri dan berlari kearah wanita itu. Tepat ketika bibir wanita itu menyentuh gelas minumannya, Donghae yang meluncur bak roket menarik tangan wanita itu dan menyentaknya.

 

“Omooo !”

 

Reporter itu terkejut dan berseru, sementara gelas itu terlempar dan tumpah mengenai PD yang duduk di depannya. Seketika itu juga suasana syuting menjadi kacau dan tidak terkendali.

 

“Apa-apaan pria itu ! Cepat singkirkan dia !”

 

PD yang terkena tumpahan minuman itu berteriak sambil menunjuk kearah Donghae. Beberapa kru langsung berlari kearah Donghae. Namun, Donghae malah berteriak pada wanita itu sambil tetap memegang tangannya erat-erat.

 

“Kau gila ya? Bubur kacang merah, ikan fugu, sampai alkohol. Kenapa kau makan seenaknya seperti itu….”

 

Kemudian ia mendekatkan wajahnya ke telinga wanita itu dan berkata dengan tegas.

 

“Ibu hamil?”

 

“Apa? Ibu hamil?” reporter itu berteriak dengan tidak kalah kuatnya.

 

“Apa?” PD itu terkejut mendengar perkataan reporter itu. Semua orang memandang kearah mereka. Sesaat wanita itu sepertinya sadar bahwa ia bicara terlalu keras lalu menutup mulutnya. Kemudian ia mengibaskan tangannya kearah PD dan orang-orang di sekitarnya sambil membantah dengan panik.

 

“Tidak ! Aku tidak hamil !”

 

“Tidak hamil bagaimana?” sahut Donghae kecewa. Tidak ada yang perlu disembunyikan lagi, toh ini adalah kesalahan wanita ini jika sekarang semua orang tahu bahwa ia sedang hamil.

 

“Mungkin kau adalah wanita yang tahu bagaimana menjaga bayimu sendiri, tapi ternyata kau sengaja berbuat seperti ini karena ada di hadapan orang-orang?”

 

Donghae mengangkat mangkuk bubur kacang merah yang terletak di atas meja.

 

“Kacang merah itu tidak hanya bisa memperlambat perkembangan janin, tapi juga menimbulkan kontraksi di uterus. Bisa juga meningkatkan produksi hormon yang dapat menimbulkan kelainan pada bayi. Kau tahu tidak?”

 

Kemudian ia kembali menatap ke atas meja dan melanjutkan.

 

“Lalu, ikan fugu, pada dasarnya adalah ikan yang beracun, dasar wanita gila ! Sampai minum alkohol bergelas-gelas lagi ! Benar-benar !”

 

Orang-orang menatap reporter itu denga tidak percaya. Sementara reporter itu tetap membantah tuduhan pria itu.

 

“Tidak ! Aku benar-benar tidak hamil !!!”

 

 

 

 

 

 

 

TBC…………

 

 

LEAVE YOUR COMMENT !!!

Pos ini dipublikasikan di yoonhae dan tag . Tandai permalink.

43 Balasan ke CHEEKY ROMANCE_YOONHAE VER. (2)

  1. Lawliet berkata:

    Donghae nya salah paham..
    wkwkwk..
    kasian yoonanya jg kan. Lanjut thor

  2. CalysthAiden Lee berkata:

    Wkwkwk…donghae salah paham, 😀 kasian yoona dituduh hamil…

    Jangan2 ntar setelah kejadian ini yoona bakal dipecat karna dikira hamil…
    Aduch haeppa kau bakal ngebuat yoona kehilangan pekerjaan…

    Next part ditunggu…

  3. Lee Sichacha berkata:

    Hahaha
    Donghae salah sangka
    keke~ 😀
    Lanjut thor

  4. nami yuri berkata:

    Keren, Ditunggu lanjutannya Donghae Oppa salah paham

  5. yoon bi berkata:

    wewww udh ada yoonhae scenenya hehehe
    lanjutkaaannn !!!
    jd pnsaran klanjutannya gmna, soalny aku blm prnh bca novel aslinya hehe ~~

    • sj13215 berkata:

      Klw gitu, chingu harus beli novelnya,,, novel nya kim eun jeong keren2 smw. Penasaran ya? Wkwkwk,,

      Gomawo

      • Yoon Bi berkata:

        aku ga mau beli aah, abis klo novel aslinya cast nya kan bukan YoonHae, aku males banget klo harus baca yg castnya bukan YoonHae hehehe *mabok FF YoonHae aku* kkkk ~~ ayoo cpet dilanjut yaaak,, coz pnasaran bgt ane hehe

  6. regina berkata:

    😀

    Kocak bgt, donghae salah sangka ama yoona di kira yoona hamil ^^
    Lanjut part 3, mau tau apa yg bkln terjadi ama yoona stlh ini, apa yoona bs njelasin ke donghae cerita yg sbnrnya, jgn lama2 thor. Gomawo 🙂

  7. widia berkata:

    Hahaha kocak banget apalagi yang pas hae ngira yoong hamil haha, ayodong yh momentnya dibanyakin lagi thor
    Thor yang be namja kapan dilanjut? Penasaran
    Lanjut yaaa tapi jangan lama-lama hehe
    Hwaiting!

  8. diiah ciicwejutexs berkata:

    Omo hae oppa pa yg kau lakukan!!!!???yoong bisa kehilangan jobnya””
    tp seruuuu….next part pallo jeballl

  9. hygiene berkata:

    Wahh keren bangettttt…lanjut ya thorrr

  10. Citragita berkata:

    Sumpah yah, aku ngakak sendirii bacanya XD
    Aduh Dokter Lee salah paham tentang reporter Im~ haha
    Apakah semua orang akan salah paham?
    Kasian Yoona pasti entar dia bakalan dipecat 😦
    Next part ditunggu thor^^

  11. Lin berkata:

    Akhirnya ada yoonhae momennya di part ini…
    Hahaha haeppa salah paham…next jgn lama”

  12. Santi PyrotecnicsElfYoonhaesuju berkata:

    Kyaa pertmuan pertma YH kocak hahaha Yoong eomma di sangka hamil ckckc appa salah tafsir nih hahaha, oh ya tapi ada beberapa typo tor tapi gak banyak kok ((:
    kurang panjang thor part selanjutnya jangan lama” ya dan kalo bisa di perpanjang

  13. nikka berkata:

    haha hae keliru antara yuri ma yoona ya haha trus gmn ni kelanjutannya ditunggu jgn lama2 ya thor klo bs

  14. laurencia berkata:

    seru bgtt..lucu salah pahamnya..
    cpett dilanjut yaa thor fighting

  15. Cha_yoonhae berkata:

    kekekek^^ Donghaee lucu bangett dah , yoongiee tu gak hamil oppa , makin seru thor kajja di lanjutt …. 😀

  16. Tya Nengsih berkata:

    wkwkwkwkkkk….ngakak bacanya……lucu….
    donghae salah paham……
    next part…..

  17. im pizza berkata:

    Hahaha hae oppa lucu,dumpah…aq jd mikir klu smua dkter cwo kndungan mikir gx2 klu ad kata2 yg brbau mcem2 hahaha
    smpah,bikin ngkak XD

  18. Lee Min-nda berkata:

    hahhahah…. suer aq ngajak pas baca bagian salah paham itu… kkkk…
    jadi ngbayangin gimana muka Hae yg gelisah mikirin bayi.. trus muka Yoona pas di kira ibu hamil… hahaha…
    lanjut… di tunggu…

  19. inggridAnjani berkata:

    Hahahaha kocak kocak, penasaran next chapternya. Di part kemarin kayanya haeppa agak seneng deket tifany, tp kenapa di part ini agak kurang suka ya? Hm penasaran sm hub mereka. Tp tetep akhirannya yh kan?

  20. sj13215 berkata:

    Di part part awal yh moment nya msh dikit… Mungkin di pertengahan smpe akhir, baru bnyk yhm nya. Soalnya ini msh perkenalan… Kamu nanyain yg be namja?? Oh, ternyata ada yg suka juga… Jujur be namja part 4 sama sekali blm dibikin, soalny aku msh mikir2 dlu, mianhae. Tpi ditunggu aja ne. Gomawo chingu !

  21. vhya elfishyoonaddict pyrotechnic berkata:

    Ckckck…
    Hae oppa benar” payah.
    Hehehe^^
    pasti Yoona eonnie bingung banget tuh.
    Gg kebayang wajahnya yoona eonnie kayak apa. Kkk~

    ditunggu nextnya.
    Jangan lama” ya.
    Fighting.

  22. vhya elfishyoonaddict pyrotechnic berkata:

    Ckckck…
    Hae oppa benar” payah.
    Hehehe^^
    pasti Yoona eonnie bingung banget tuh.
    Gg kebayang wajahnya yoona eonnie kayak apa. Kkk~

    ditunggu nextnya.
    Jangan lama” ya.
    Fighting..

  23. LoveLy_pyRos berkata:

    yah,tbc…!? Lucu bGt donghae kekeh kLo yoona hamiL….!? mn reaksi donghae nNti ya kLo dia t’nyta saLh paham kekeke….!? dtnggu part sLnjut’y n be namja part 4’y…!? 😉

  24. nathasya berkata:

    Sepertinya donghae salah paham
    Yoona sampe dimanarahin gitu

    next thor 🙂

  25. yong berkata:

    hahahaha sumpah ni kocak banget…
    yang oon yoona apa donghae sih… argh… gemes jadinya

  26. Luluyoong berkata:

    Ahaha ngakak ama bang hae. Yoonhaenya masi kurang thor. Dihalah tiffany songong bgt ngatain muka yoona biasa2 aja. Orang cantik gt kok non

  27. Deery00ng berkata:

    Wah . .
    HaepPa salah pham.ngira y0ongNie hamil 0.o
    next unN 🙂

  28. eilistha berkata:

    kshn bgt yoona di kra hmil pdhal g..
    di tnggu lnjutan nya.
    oh y q hbs bca novel aslinya thor dan crta nya kocak n romantis dan cocok cast ny di gnti yoonhae..
    kra2 ini ff ntar jd brpa chapter thor kan novel nya tbel tuh..

    • sj13215 berkata:

      Hahaha,, udh baca toh. Keren kan novelnya? Makanya aku tertarik untuk dibuat ver. Yoonhae… Kira2 sampai 20 lbh, soalny tiap bab aku jadiin 2 chapter. Emang tuh novel tebel bangett,, badan jdi pegel pegel gara2 ngetik tuh novel. Wakwak…

  29. emaesa berkata:

    hahaha hae salah paham xD
    ckck kasian yoona’a ..
    Keren thor ..
    Ditunggu part 3nya ..

  30. iffah berkata:

    ah,Donghae sok tau,, XD

  31. WILDA berkata:

    lucu bgt thor ceritanya…
    keren2….

  32. wulandariiyang berkata:

    wkwkwkwk.,yaaak..Donghae oppa salah paham tuh..kasian Yoona nanti,di tuduh ibu hamil padahal bru dpet kesempatan jadi reporter.,seru ..ijin next bc yow..

  33. ziieziie berkata:

    haha ngakak bgt pas adegan slh paham..moment pertama mereka mlh kacau wkwk

    haeppa segitunya perhatian sm bayi smp ga nafsu makan krn mikirin yoona trus 🙂

    itu kasian yoonanya bisa” dipecat pdhl br dpt kerjaan 😦

    oh ya thor ini ff dilanjut trus smp ending ya jgn brhenti , hwaiting! 😀

Tinggalkan Balasan ke Lawliet Batalkan balasan